I. PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin
mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam
proses belajar. Para guru dituntut agar
mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak
tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan
tuntutan zaman. Guru paling tidak dapat menggunakan alat yang murah dan efisien
meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya
mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Disamping mampu menggunakan
alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan
keterampilan membuat media pengajaran yang akan digunakannya apabila media
tersebut belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang media pengajaran.[1]
Media pembelajran itu sendiri, sebenarnya sudah ada
dan diaplikasikan sejak zaman Rasulullah saw. Beliau dalam mengajarkan ilmu
pengetahuan kepada sahabat-sahabatnya tidak lepas dari adanya media sebagai
sarana penyampaian materi ajarannya. Seperti pada hadits yang akan kami bahas
dimana Rasulullah menggambar dan membuat garis-garis ketika sedang menyampaikan
ajarannya kepada para sahabatnya. Hal ini membuktikan bahwa kebenaran tentang
adanya media pembelajaran sudah ada sejak zaman dahulu, yaitu sejak zaman
Rasulullah saw.
II. RUMUSAN MASALAH
A. Apa
Pengertian dan Klasifikasi Media Pembelajaran?
B. Bagaimana
Hadits tentang Media Pembelajaran?
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Klasifikasi Media Pembelajaran
Kata
media berasal dari bahasa
Latin medius yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara” atau
“pengantar”. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara ( وسا
ئل )
atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Grlach
dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar
adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara laebih khusus,
pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai
alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan
menyusun kembali inforasi visual atau verbal.[2]media
pembelajaran adalah sebagai penyampai pesan dari beberapa sumber saluran ke
penerima pesan.
Media
pembelajaran meliputi berbagai jenis, antara lain: pertama, media grafis
atau media dua dimensi, seperti gambar, foto, diagram. Kedua, media
model solid atau media tiga dimensi, seperti model-model benda ruang dimensi
tiga, diorama, dan sebagainya. Ketiga, media proyeksi, seperti film,
filmstrip, OHP. Keempat, media informasi, computer, internet. Kelima,
lingkungan.[3]
Pengelompokkan
berbagai jenis media apabila dilihat dari segi perkembangan teknologi oleh
Seels dan Glasgow dibagi dalam dua kategori luas, yaitu pilihan media
tradisional dan pilihan teknologi mutakhir.
1. Piliham
media tradisional
a. Visual
diam yang diproyeksikan
1)
Proyeksi opaque
(tak tembus pandang)
2)
Proyeksi overhead
3)
Slides
4)
filmstrip
b. Visual
yang tak diproyeksikan
1)
Gambar, poster
2)
Foto
3)
Chart, grafik,
diagram
4)
Pameran, papan
info, papan bulu
c. Audio
1)
Rekaman piringan
2)
Pita, kaset,
reel, catridge
3)
Penyajian
multimedia
d. Penyajian
multimedia
1) Slide
plus suara (tape)
2) Multi-image
e. Visual
dinamis yang diproyeksikan
1) Film
2) Televisi
3) Radio
f. Cetak
1) Buku
teks
2) Modul,
teks terprogram
3) Workbook
4) Majalah
ilmiah, berkala
5) Lembaran
lepas (hand-out)
g. Permainan
1) Teka-teki
2) Simulasi
3) Permainan
papan
h. Realia
1) Model
2) Spicemen (contoh)
3) Manipulatif
(peta, boneka)
2. Pilihan
media teknologi mutakhir
a.
Media berbasis
telekomunikasi, antara lain: Teleconference dan kuliah jarak jauh
b.
Media berbasis
mikroprosesor, antara lain: Computer-assisted instruction,Permainan
computer, Sistem tutor, intelejen, Interaktif, Hypermedia, Compact (video)[4]
B. Hadits tentang Media Pembelajaran
عَنْ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ : خَطَّ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطَّا مُرَبَّعًا
,
وَخَطَّ خَطًّا فِي الْوَسَطِ
خَارِجًا مِنْهُ,وَخَطَّ خُطُطًا صِغَارًا إِلَى هَذَا الَّذِي فِي الْوَسَطِ
مِنْ جَانِبِهِ الَّذِي فِي
الْوَسَطِ, وَقَالَ: (هَذَا الْإِ نْسَانُ, وَهَذَا أَجَلُهُ مُحِيْطَ بِهِ- أَوْ
:
قَدْ أَحَاطَ بِهِ وَهَذَا
الَّذِي هُوَ خَارِجٌ أَمَلُهُ, وَهَذِهِ الْخُطُطُ الصِّغَارُ الْأَعْرَاضُ,
فَإِنْ أَخْطَأَهُ هَذَا
, نَهَشَهُ هَذَا, وَإِنْ أَخْطَأَهُ هَذَا , نَهَشَهُ هَذَا) (رواه البخارى)[5]
Artinya:
“Nabi S.a.w membuat gambar persegi
empat, lalu menggambar garis panjang di tengah persegi empat tadi dan keluar
melewati batas persegi itu. Kemudian beliau juga membuat garis-garis kecil di
dalam persegi tadi, di sampingnya: (persegi
yang digambar Nabi). Dan beliau bersabda : “Ini adalah manusia,
dan (persegi empat) ini adalah ajal yang mengelilinginya, dan garis (panjang)
yang keluar ini, adalah cita-citanya. Dan garis-garis kecil ini adalah
penghalang-penghalangnya. Jika tidak (terjebak) dengan (garis) yang ini, maka
kena (garis) yang ini. Jika tidak kena (garis) yang itu, maka kena (garis) yang
setelahnya. Jika tidak mengenai semua (penghalang) tadi, maka dia pasti
tertimpa ketuarentaan.”(HR. Bukhari)[6]
Beliau menjelaskan garis lurus yang terdapat di dalam gambar adalah manusia,
gambar empat persegi yang melingkarinya adalah ajalnya, satu garis
lurus yang keluar melewati gambar merupakan harapan dan angan-angannya
sementara garis-garis kecil yang ada disekitar garis lurus dalam gambar adalah musibah
yang selalu menghadang manusia dalam kehidupannya di dunia.
“Jika manusia dapat selamat dan terhindar
dari cengkraman satu musibah, musibah lain akan menghadangnya, dan jika ia
selamat dari semua musibah, ia tidak akan pernah terhindar dari ajal yang
mengelilinginya.”(HR. Bukhari).
Lewat
visualisasi gambar ini, Nabi S.a.w menjelaskan di hadapan para sahabatnya,
bagaimana manusia dengan cita-cita dan keinginan-keinginannya yang luas dan
banyak, bisa terhalang dengan kedatangan ajal, penyakit-penyakit, atau usia
tua. Dengan tujuan memberi nasehat pada mereka untuk tidak (sekedar melamun)
berangan-angan panjang saja (tanpa realisasi), dan mengajarkan pada mereka
untuk mempersiapkan diri menghadapi kematian.
Merenungkan hadis ini menunjukan kepada kita betapa Rasulullah saw
seorang pendidik yang sangat memahami metode yang baik dalam menyampaikan
pengetahuan kepada manusia, beliau menjelaskan suatu informasi melalui gambar
agar lebih mudah dipahami dan diserap oleh akal dan jiwa.
Dalam gambar ini beliau menjelaskan tentang hakikat kehidupan manusia
yang memiliki harapan, angan-angan dan cita-cita yang jauh ke depan untuk
menggapai segala yang ia inginkan di dalam kehidupan yang fana ini, dan ajal
yang mengelilinginya yang selalu mengintainya setiap saat sehingga membuat
manusia tidak mampu menghindar dari lingkaran ajalnya, sementara itu dalam
kehidupannya, manusia selalu menghadapi berbagai musibah yang mengancam
eksistensinya, jika ia dapat terhindar dari satu musibah, musibah lainnya siap
menghadang dan membinasakannya dan seandanya ia terhindar dari seluruh musibah,
ajal yang pasti datang suatu saat akan merenggutnya.[7]
IV.
ANALISIS
Dari
penjelasan mengenai isi kandungan hadits di atas, disitu dikisahkan tentang Rasulullah saw
menggambar persegi empat dan membuat garis-garis lurus ketika beliau
menyampaikan ajarannya kepada para sahabat-sahabatnya. Hal ini berarti
Rasulullah menggunakan sarana gambar-gambar tersebut untuk memberi gambaran
perumpamaan dan mempermudah dalam menyampaikan isi materi yang diajarkannya.
Jika memiliki kita korelasikan dengan dunia pendidikan, hadits tersebut
berkaitan dengan salah satu komponen dalam pendidikan yakni media pembelajaran.
Pengertian media pembelajaran itu sendiri adalah segala sesuatu yang digunakan
sebagai sarana mempermudah dalam proses
penyaluran ilmu pengetahuan kepada peserta didik.
Media
pembelajaran diklasifikasikan menjadi beberapa macam, sesuai dengan materi di
atas bahwa media pembelajaran dibagi menjadi empat macam, yaitu media dua
dimensi, media tiga dimensi, media proyeksi, dan media informasi. Gambar
seperti yang terkandung dalam hadits tersebut termasuk kategori media dua
dimensi, yaitu media yang hanya dapat dilihat dari satu sisi (dari depan).
Pada
fenomena sekarang media dua dimensi semakin berkembang sesuai dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan perkembangan zaman, sehingga memiliki
berbagai macam antara lain media grafis, media bentuk papan, dan media cetak.
Dan gambar merupakan bagian dari berbagai macam media grafis.
V. KESIMPULAN
Hadits
yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari tersebut menggambarkan dengan jelas ketika
Rasulullah sedang mengajarkan ajarannya kepada para sahabat dengan cara
menggambar persegi empat dan garis-garis lurus. Hal ini berarti dalam
mengajarkan ilmu-ilmu kepada sahabatnya pada zaman dahulu pun Rasulullah menggunakan gambar-gambar
sebagai media alat bantu untuk memperjelas pemahaman. Dengan kata lain hadits
tersebut berkaitan erat dengan media pembelajaran. Hadits tersebut juga
menerangkan kepada kita bahwa dalam setiap proses pembelajaran baik itu dalam lingkup kecil
maupun besar pasti membutuhkan adanya media pembelajaran, yang merupakan
komponen yang sangat penting dalam proses belajar mengajar.
VI. PENUTUP
Demkianlah
makalah yang kami susun, semoga dapat memberikan manfaat untuk pembaca dan
pemakalah khususnya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan
dalam penyusunan makalah ini. Sehingga kami mohon kritik dan saran dari para
pembaca yang dapat memberikan pelajaran yang berharga bagi pemakalah.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad,
Azhar. Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003
Bukhari, Al-Imam dan Abu Hasan
As-Sindy, Shahihul Bukhari bi Haasyiati al-Imam as-Sindy, (Libanon: Dar
al-Kotob al-Ilmiyah, 2008)
Trianto, MENDESAIN MODEL
PEMBELAJARAN INOVATIF-PROGRESIF: konsep, Landasan, dan Implementasinya pada
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana Prenada Media Group,
2009
http://husein99.wordpress.com/2009/03/21/metode-edukasi-rasulullah-shallahu-alaihi-wassalam-bagian-2/
[1]
Azhar Arsyad, Media
Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 2
[3]
Trianto, MENDESAIN MODEL
PEMBELAJARAN INOVATIF-PROGRESIF: konsep, Landasan, dan Implementasinya pada
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Kencana Prenada Media Group,
2009), hlm. 235
[4]
Azhar Arsyad, Op. Cit, hlm.
33-34
[5]
Al-Imam Bukhari dan Abu
Hasan As-Sindy, Shahihul Bukhari bi Haasyiati al-Imam as-Sindy, (Libanon:
Dar al-Kotob al-Ilmiyah, 2008), hlm. 224
[6]
http://husein99.wordpress.com/2009/03/21/metode-edukasi-rasulullah-shallahu-alaihi-wassalam-bagian-2/
luar biasa makalahnya,,, mba,
BalasHapustingkatkan,,,,,
wassalam,,,
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus